Potensi power Yamaha YZF-R25 ternyata masih bisa dipangkat lebih besar lagi, tenaganya mampu di dongkrak hingga mencapai 50% dari tenaga aslinya, apa saja yang diubah untuk memunculkan tenaga sebesar itu?,
Ada 3 bagian yang mampu memberikan suntikan tenaga yang sangat signifikan diantaranya: Kepala Silinder, Throttle Body, ECU berikut beserta settingannya, yang mampu mendongkrak power YZF-R25 miliknya ilham Wahyudi hingga bertenaga 48DK.
KEPALA SILINDER
Komponen utama yang harus dimainkan pertama adalah bagian kepala silinder, memperbesar klep menjadi 24mm in dan 21mm out dari asalnya 22mm klep in dan klep out.
Chamshaft durasi lebih tinggi di banding standar
Lantas rasio kompresi dibuat lebih tinggi, pertamax plus menjadi patokan setting menentukan perbandingan kompresi yang digunakan, agar sesuai dengan kebutuhan bahan bakar yang ada cukup dipatokan di angka 12,7 : 1 saja. Volume ruang bakar terukur jadi 8,9 cc dari asal nya 9,4cc.
Untuk menghindari kebocoran kompresi, setting klep juga wajib diperhatikan, setting klep menggunakan bahan litium, selain tahan panas juga mampu didekap oleh klep sehingga bisa menghindari kebocoran kompresi.
Demikian pula dengan camshaft, durasi bukaan dibuat lebih lama, patokan untuk kem in sebesar 271°sedangkan kem out 259°, Untuk porting cukup diperbesar sedikit mengikuti lekuk klep in dan out yang baru, permukaannya dibuat halus supaya debit yang masuk bisa lebih banyak.
THROTTLE BODY DAN VELOCITY STACK
Throttle body juga harus diperhatikan untuk mencapai tenaga sebesar itu dibutuhkan pasokan udara yang lebih banyak, langkah paling mudah di reamer.
Diameter throttle body bawaan R25 yakni 32mm, diperbesar 34mm, sebenarnya bisa mencapai 36mm, namun untuk harian terlalu riskan. Jumlah udara yang masuk banyak, tinggal menambah kecepatan udara yang masuk.
Ilham menggunakan velocity stack khusus R25, Dimensi terkecil berdiameter sama dengan throttle body, sedangkan diameter terbesar yang menghadap udara luar mencapai 52 mm, Dibuat tirus dan sedikit membulat, supaya hisapan tetap banyak dan kecepatan aliran udara juga bisa tetap tinggi.
ECU & SETTING STACK
Tahap akhir dari ubahan mesin yakni pada engine management, agar bisa diprogram harus memakai ECU Programmable dengan merek Daytona.
Mapping dibuat untuk memenuhi tenaga besar, yang terpenting harus melakukan dynotest. Selain itu wajib memakai AFR( Air to Fuel Ratio) untuk mengetahui campurannya sudah tepat atau belum, Kata si Ilham.
Angka AFR yang digunakan berada pada rentang 13-14:1. Ini diluar kebiasaan yang berada pada rentang angka 12,5-12,8:1.
Sengaja dibuat lebih kering supaya putaran mesinnya cepat naik, kalau terlalu Rich (kaya) napas mesin terlalu panjang. Selain Fuel ,timing ignition harus diperhatikan apabila menggunakan ECU proggrammable. Timing tertinggi diset padaangka 43° sebelum TMA pada rentang putaran antara 10.000-11.000 rpm.
Sumber OTO PLUS edisi Agustus 2015, kreator Ilham Wahyudi
http://www.propellerads.com/?rfd=7be
0 komentar:
Post a Comment